UMMAT TERBAIK
KH. Abdul Rasyid AS, Pimpinan Perguruan As Syafiiyyah
Firman Allah:
ﻜﻨﺘﻡﺨﻴﺭﺍﻤﺔﺍﺨﺭﺠﺕﻠﻠﻨﺎﺱﺘﺄﻤﻭﻥﺒﺎﻠﻤﻌﺭﻭﻑﻭﺘﻨﻬﻭﻥﻋﻥﺍﻠﻤﻨﻜﺭﻭﺘﺅﻤﻨﻭﺒﺎﷲ
“Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar dan beriman kepada Allah…” (QS. Ali Imran 110).
Firman Allah SWT di atas merupakan pernyataan dari Allah Swt bahwa umat Sayidina Muhammad Saw., yakni kaum muslimin, sebagai umat yang terbaik di antara umat manusia di muka bumi. Imam Qurtubi dalam tafsirnya mengutip sebuah hadits dari Bahz bin Hakim bahwa tatkala membaca ayat ini Rasulullah bersabda : “Kalian adalah penyempurna dari 70 umat, kalian yang terbaik di antara mereka dan termulia di sisi Allah” (HR. At Tirmidzi).
Menurut Imam Al Qurtubi dan Imam Ibnu Katsir, predikat tersebut sama dengan “ummatan wasathan” yang Allah sebut dengan firmanNya : “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu” (QS. Al Baqarah 143).
Berkaitan dengan kondisi umat yang terpuruk saat ini, ada yang bertanya apakah predikat tersebut hanya untuk kaum muslimin terdahulu, yakni di masa shahabat, ataukah hingga hari kiamat?
Menurut Ibnu Abbas ra., sebagaimana dikutip Imam Qurtubi, kelompok orang yang berpredikat umat terbaik yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah orang-orang yang berhijrah dari Mekkah ke Madinah, yang ikut dalam perang Badar, dan ikut dalam perjanjian Hudaibiyah. Namun Umar bin Khaththab mengatakan siapa saja yang beramal seperti mereka, levelnya seperti mereka.
Imam Az Zamkahsyari dalam tafsirnya Al Kasysyaf Juz I/392 menyebutkan dikatakan bahwa dalam ilmu Allah kalian adalah ummat terbaik. Juga kata beliau bisa diartikan bahwa kalian disebut-sebut dikalangan umat-umat terdahulu sebagai khairu ummah.
Apakah yang terbaik di antara umat Islam ini, yang awal ataukan yang akhir? Imam Al Qurtubi dalam tafsirnya mengutip sebuah riwayat hadits, bahwa Rasulullah Saw : “Umatku bagaikan hujan, tak diketahui, yang lebih baik itu yang pertama ataukah yang terakhir” (HR. Abu Dawud At Thayalisi dan Abu Isa At Tirmidzi).
Artinya, kalau dulu sudah muncul umat yang terbaik, bukan tidak mungkin di masa mendatang akan muncul kembali.
Keunggulan Umat Terbaik
Keunggulan kaum muslimin yang menjadi umat terbaik ini di antara umat manusia disebut oleh Abu Hurairah ra., (lihat Al Qurtubi, idem) dalam ucapannya : “Kami adalah yang terbaik di antara manusia, kami mengarahkan mereka untuk menapaki jalan menuju kepada Islam”
Dan dengan cepatnya umat terbaik yang senantiasa membimbing umat manusia ke jalan Islam, mengemban dakwah ke seluruh penjuru dunia, membuka berbagai wilayah bagi kedaulatan Islam, serta mendapati umat manusia dari berbagai bangsa, bahasa, negara dan adat istiadat menerima Islam sebagai keyakinan dan aturan hukum buat kehidupan mereka.
Mereka mengarahkan pikiran manusia dengan cara yang argumentatif, logis sebagaimana diajarkan oleh Allah Swt agar senantiasa mengajak manusia berfikir dengan bukti-bukti yang nyata, yakni dakwah bil hikmah (QS. An Nahl 125). Apabila ada halangan fisik terhadap dakwah, mereka dengan gagah berani menyingkirkan halangan fisik itu dengan jihad fi sabilillah. Dan karena mereka adalah manusia unggulan, dalam perang pemikiran maupun perang fisik pun mereka senantiasa unggul..
Allah Swt menjamin kualitas unggulan mereka dalam firmanNya :”Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin itu untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antaramu, mereka dapat mengalahkan seribu dari pada orang-orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tak mengerti” (QS. Al Anfal 65).
Jelaslah bahwa kualitas umat terbaik itu dibandingkan dengan rang-orang kafir, atau umat-umat lain, adalah 1 orang muslim mampu mengalahkan 10 orang kafir. Itu dalam kondisi prima, dalam kondisi kaum muslimin ada kelemahan, Allah Swt masih memberikan garansi bahwa kaum muslimin akan sanggup mengalahkan kekuatan orang kafir yang jumlahnya dua kali lipat kekuatan mereka (QS. Al Anfaal 66). Sejarah mencatat bahwa di masa Khalifah Umar bin al Khaththab tentara kaum musilmin menaklukkan adidaya Rumawi dan Persia.
Syarat Umat Terbaik
Mujahid, sebagaimana dikutip Imam Al Qurtubi, mengatakan bahwa keunggulan umat Islam itu dengan syarat memenuhi sifat-sifat yang disebut dalam ayat itu. Ada tiga sifat yang dimiliki oleh ummat pengemban risalah Muhammad SAW ini yang menyertai predikat anugerah Allah SWT sebagai ummat yang terbaik, yakni : “Menyuruh kepada yang yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar dan Beriman kepada Allah SWT.
Itulah tiga sifat yang menjadi unsur-unsur kebaikan umat Rasulullah SAW. Perlu dipahami, bahwa iman kepada Allah SWT tentu harus ada terlebih dahulu sebelum amar ma’ruf nahi mungkar. Demikian pula iman kepada risalah Islam. Sebab aktivitas amar ma’ruf nahi mungkar tidak ditentukan oleh tradisi masyarakat, melainkan oleh syari’at yang diturunkan oleh Allah SWT.
Menurut Imam Az Zamaksyari (idem), penyebutan iman kepada Allah SWT dalam ayat ini berarti termasuk juga iman kepada segala yang diwajibkan oleh iman kepada Allah SWT, seperti iman kepada rasul-Nya, kitab-Nya, hari kebangkitan, hari perhitungan, pahala dan siksa dll. Menurutnya, jika tidak disertai iman kepada itu semua belum terhitung sebagai iman kepada Allah SWT. (lihat QS. An Nisa 150-151).
Dalam konteks kekinian, ketertarikan sebagian umat Islam kepada ideologi dan sistem hidup selain Islam, seperti sosialisme, komunisme, kapitalisme, sekulerisme dan lain-lain pandangan hidup yang bertentangan dengan Islam, bisa menjadikan mereka tergelincir dari keimanan kepada Allah Swt yang sebenarnya. Akibatnya, mereka tak bakal menemukan kehidupan yang bahagia dan sejahtera di bawah naungan Islam. Apalagi mendapatkan gelar umat terbaik.
Dalam mengulas ayat tersebut, Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya menyertakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa Durrah binti Abi Lahab berkata : Bahwa seseorang bertanya kepada Rasulullah SAW pada waktu beliau berpidato di mimbar : Siapakah orang yang terbaik yang Rasullah? Rasululah SAW menjawab :
“Manusia yang terbaik adalah manusia yang paling banyak membaca, paling bertaqwa kepada Allah SWT, paling giat melakukan amar ma’ruf nahi mngkar dan paling suka bersilaturahmi”.
Kesimpulan
Predikat umat terbaik akan bisa terwujud kembali pada umat ini manakala umat ini berhasil mewujudkan kondisi yang kondusif bagi terpenuhinya syarat-syarat umat terbaik, yakni secara pribadi maupun komunal, umat Islam mewujudkan keimanan mereka kepada Allah SWT dalam seluruh aspek kehidupan, dan secara mantap melaksanakan mekanisme controlnya, yakni senantiasa menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar. Dengan demikian perintah dan larangan Allah SWT alias halal-haram menjadi standar umum di masyarakat dalam rangka mengatur interaksi antar individu dan kelompok dalam masyarakat. Wallahua’lam!